Kamis, 23 April 2009

Mencangkok

Teknik mencangkok ini telah umum digunakan oleh masyarakat. Tetapi dalam kegiatan pencangkokkan ini terdapat beberapa kelemahan antara lain ; praktikan atau pencangkok harus memiliki keahlian dalam pencangkokan ini, kegiatan pencangkokkan padapohon yang telah tinggi sukar dilakukan karena untuk mencangkok harus lebih dahulu memanjat. Selain itu karena kegiatan pencangkokkan ini menggunakan cabag tanaman yang nantinya dipotong, maka terlalu boros dalam pengguanaan bahan tanam (batang yang untuk dicangkok).

Untuk cangkokkan umumnya digunakan cabang orthotrof yang tidak telalu tua maupun terlalu muda yang umumnya berwarna hijau kecoklat-coklatan. Bahan untuk pembungkus cangkokkan biasanya digunakan sabut kelapa atau karung goni untuk membungkus tanah sebagai media perakaran. Supaya cangkokkan dapat berhasil dengan baik, dengan waktu yang relatif cepat dan ekonomis maka sabut kelapa atau karung goni diganti dengan plastik. Medium perakaran tanah dapat diganti dengan gambut atau lumut. Lumut yang digunakan sebagai media tanam mempunyai sifat selain anti septik juga dapat menahan kandungan air yang cukup tinggi, sehingga dalam pelaksanaan pencangkokkan tidak perlu terlalu sering disiram air. Mengenai kulit bagian atas yang diiris sebaiknya dioles dengan Rootone F yang berguna untuk mempercepat dan memperbanyak keluarnya akar.

Langkah atau urutan kegiatan dalam perbanyakan tanaman dengan cara pencangkokkan antara lain :

1) memilih batang yang akan di cangkok.

2) Membuat guratan pada kulit yag akan dicangkok.

3) Mengupas kulit sepanjang 5-7 cm.

4) Mengikis bagian kambium kuli yang telah dikupas.

5) Mengolesi bagian atas batang yang telah dikikis dengan Rootone F untuk memperceot pertumbuhan (jika ada).

6) Kulit kupasan dibungkus dengan media tanam (tanah, gambut atau luut).

7) Membalut media tanam yang dibuat tadi dengan plastik, sabut kelapa atau karung goni.

8) Mengikat pada ujung-ujung balutan.

9) Menyiram cangkokkan secara teratur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar